Hakikat Manusia | MATA KULIAH LANDASAN PENDIDIKAN
Berbicara tentang pendidikan, tentu tak lepas dari bahasan tentang manusia. Sebab yang menjadi objek dari pendidikan sendiri adalah manusia.
A. Sifat Hakikat Manusia
1. Pengertian Sifat Hakikat Manusia
Sifat hakikat manusia diartikan sebagai ciri-ciri atau karakteristik yang membedakan manusia dari hewan.
2. Wujud Sifat Hakikat Manusia
Berikut ini wujud sifat hakikat manusia menurut penganut paham eksistensialisme:
a. Kemampuan Menyadari Diri
Manusia mempunyai kemampuan untuk menyadari dirinya sendiri sehingga menyebabkan mereka dapat membedakan dirinya dengan orang lain serta lingkungan fisik di sekitarnya dan juga mampu membuat jarak antara dirinya dengan lingkungannya.
Manusia akan menyadari potensi dan bakat yang dimilikinya, ia tahu betul bahwa ia berbakat dalam hal bernyanyi, mampu membedakan dirinya, kucing peliharaanya, atau bahkan kursi yang ada di ruang tamu rumahnya. Kemampuan itulah yang membedakan manusia dengan hewan. Hal penting lainnya adalah bahwa manusia mampu menghadapi musuh yang ada dalam dirinya sendiri. Inilah puncak dari kemampuan menyadari diri yang dimiliki manusia.
b. Kemampuan Bereksistensi
Manusia juga mempunyai kemampuan untuk menempatkan diri dan menerobos ruang dan waktu, karena hal inilah manusia memiliki unsur kebebasan.
Melalui pendidikan, kemampuan bereksistensi ini diarahkan supaya manusia mampu belajar dari pengalamannya, belajar mengantisipasi suatu keadaan dan peristiwa, belajar melihat prospek masa depan serta mengembangkan daya imajinasi kreatif.
c. Kata Hati
Manusia tentunya selalu memiliki kemampuan untuk membuat keputusan dengan mempertimbangkan baik buruknya sesuatu.
Ketika manusia dihadapkan dengan beberapa pilihan, mereka akan mampu menganalisis dan memutuskan pilihan mana yang terbaik untuk mereka.
d. Moral
Hal yang paling membedakan manusia dengan hewan adalah bahwa manusia merupakan makhluk bermoral. Masih berkaitan dengan kata hati tadi, manusia selalu melakukan perbuatan dengan mempertimbangkan kata hati, ini berarti manusia memikirkan nilai nilai sebelum memutuskan untuk bertindak.
e. Tanggung Jawab
Tanggung jawab diartikan sebagai keberanian untuk menentukan bahwa suatu perbuatan sesuai dengan tuntutan kodrat manusia
f. Rasa kebebasan
Rasa kebebasan ini muncul apabila perilaku seorang individu tidak melanggar kodrat kemanusiaan. Ini berarti, rasa bebas itu berkaitan erat dengan moral dan kata hati.
g. Kewajiban dan Hak
Keberadaan manusia tentunya tak terlepas dari hak dan kewajiban. Hal ini karena manusia merupakan makhluk sosial. Misalnya seperti ini, individu berhak untuk hidup dan juga berkewajiban untuk menghargai kehidupan individu lain.
h. Kemampuan Menghayati Kebahagiaan
Dalam menjalani kehidupannya, manusia tentu pernah merasakan kebahagiaan. Kebahagiaan tidak terletak pada keadaannya sendiri secara faktual (seperti lulus sebagai sarjana) ataupun rangkaian prosesnya, maupun pada perasaan yang diakibatkannya, tetapi terletak pada kesanggupan menghayati hasil usaha itu.
B. Dimensi-dimensi Hakikat Manusia
1. Dimensi Keindividualan
Setiap individu terlahir dengan dikaruniai potensi untuk menjadi berbeda dari yang lain. Tidak ada diri individu yang identik sekalipun terlahir kembar.
Kesanggupan untuk memikul tanggung jawab sendiri merupakan ciri yang sangat esensial dari adanya individualitas pada diri manusia.
2. Dimensi Kesosialan
Setiap individu terlahir dikaruniai potensi sosialitas yang berkaitan dengan benih kemungkinan untuk bergaul. Menurut Immanuel Kant, "manusia akan menjadi manusia jika berada di antara manusia". Ini berarti bahwa sifat-sifat kemanusiaan hanya akan timbul jika manusia bergaul atau hidup di tengah-tengah manusia.
3. Dimensi Kesusilaan
Kesusilaan berkaitan dengan etika dan etiket. Etika berkaitan dengan moral, misalnya mencuri merupakan perbuatan yang melanggar etika, terlepas dari apapun konteksnya. Sedangkan etiket berkaitan dengan kesopanan, misalnya makan dengan tangan kanan lebih sopan dibanding dengan tangan kiri.
4. Dimensi Keberagamaan
Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk religius. Sebelum adanya agama, manusia telah meyakini adanya hal-hal supranatural. Keberadaan agama merupakan tempat manusia bertopang dari hal-hal yang berada di luar kuasa manusia.
*Sumber bacaan: Buku Pengantar Pendidikan (Prof. Dr. Umar Tirtarahardja dan Drs. S. L. La Sulo)
Komentar
Posting Komentar